PENGOLAHAN DAN TEKNIK ANALISIS
DATA HASIL PENILAIAN
DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2008
KATA PENGANTAR
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 12 Ta-hun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah berisi standar kualifi-kasi dan kompetensi pengawas sekolah. Standar kualifikasi menjelaskan per-syaratan akademik dan nonakademik untuk diangkat menjadi pengawas seko-lah. Standar kompetensi menjelaskan seperangkat kemampuan yang harus di-miliki dan dikuasai pengawas sekolah untuk dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya.
Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah yakni: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi supervisi manajerial, (c) kompetensi supervisi akademik, (d) kompetensi evaluasi pendidikan, (e) kom-petensi penelitian dan pengembangan, dan (f) kompetensi sosial. Dari hasil uji kompetensi di beberapa daerah menunjukkan kompetensi pengawas seko-lah masih perlu ditingkatkan terutama dimensi kompetensi supervisi manaje-rial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, dan kompetensi penelitian dan pengembangan. Untuk itu diperlukan adanya diklat peningkatan kompetensi pengawas sekolah baik bagi pengawas sekolah dalam jabatan, terlebih lagi bagi para calon pengawas sekolah.
Materi dasar untuk semua dimensi kompetensi sengaja disiapkan agar dapat dijadikan rujukan oleh para pelatih dalam melaksanakan diklat pening-katan kompetensi pengawas sekolah di mana pun pelatihan tersebut dilakana-kan. Kepada tim penulis materi diklat kompetensi pengawas sekolah yang ter-diri atas dosen LPTK dan widya iswara dari LPMP dan P4TK kami ucapkan terima kasih. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
Jakarta, Juni 2008
Direktur Tenaga Kependidikan
Ditjen PMPTK
Surya Dharma, MPA., Ph.D
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang ................................................................... 1
- Dimensi Kompetensi .......................................................... 1
- Kompetensi yang Hendak Dicapai ..................................... 1
- Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................... 1
- Alokasi Waktu .................................................................... 2
- Skenario .............................................................................. 2
BAB II KLASIFIKASI DAN PENGOLAHAN DATA HASIL PENILAIAN
A. Klasifikasi Data .................................................................. 4
- Data Primer dan Data Sekunder ................................... 4
- Data Kuantitatif dan Kualitatif ..................................... 5
- Data Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio ................. 6
B. Pengolahan Data …………………………………………. 9
- Editing ……………………………………………….. 10
- Koding (Pemberian Kode) ........................................... 20
BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA HASIL PENILAIAN
A. Analisis Data ……………………………………………… 23
- Tabel Frekuensi ............................................................. 24
- Tabulasi Silang ……………………………………….. 29
- Korelasi ………………………………………………. 30
B . Interpretasi Data .................................................................. 32
- Persiapan Interpretasi Data ........................................... 32
- Interpretasi Data Tabel Tunggal ................................... 34
- Interpretasi Data Tabel Silang ...................................... 39
- Interpretasi Data Grafik ................................................ 43
- Interpretasi Grafik Batang ............................................ 44
- Interpretasi Grafik Pie .................................................. 45
- Interpretasi Data Peta .................................................... 46
- Interpretasi Peta ............................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 52
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan supervisi yang dilakukan pengawas satuan pendidikan dapat digambarkan sebagai sebuah siklus, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai acuan perencanaan berikutnya ter-utama berkaitan dengan temuan-temuan yang perlu ditindaklanjuti. Semua ta-hapan tersebut sama-sama penting.
Dalam kaitannya dengan evaluasi dan tidak lanjut pengawasan, maka pengawas harus mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja ke-pala sekolah, guru maupun staf. Pengolahan dan analisis data hasil penilaian tentunya melibatkan metode atau teknik-teknik tertentu sesuai dengan jenis data dan tujuan analisisnya. Selain itu dalam pengolahan dan analisis data, juga diperlukan adanya ketajaman, kejelian dan kadang-kadang juga imajina-si serta abstract thinking. Dengan kemampuan ini maka data hasil penilaian akan menjadi bermakna setelah diolah dan dianalisis.
Beberapa teknik analisis data dalam penilaian mungkin dapat diadopsi pengawas dalam mengolah dan menganalisis hasil penilaian kinerja kepala sekolah, guru, maupun staf. Materi ini dirancang untuk membekali para pe-ngawas dalam mengolah dan menganalisis data hasil penilaian tersebut.
B. Dimensi Kompetensi
Dimensi kompetensi yang diharapkan dibentuk pada akhir pendidikan dan pelatihan ini adalah dimensi evaluasi pendidikan.
C. Kompetensi yang Hendak Dicapai
Setelah menyelesaikan materi pendidikan dan latihan ini Pengawas di-harapkan mampu mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja ke-pala sekolah, guru dan staf sehingga dapat menjadi informasi yang bermakna dan dapat ditindaklanjuti.
D. Indikator Pencapaian
Setelah menyelesaikan materi pendidikan dan pelatihan Pengawas diha-
rapkan:
- Mampu mengklasifikasikan jenis-jenis data hasil penilaian.
- Mampu melakukan pengolahan dan analisis data kualitatif menjadi informasi yang bermakna.
- Mampu melakukan pengolahan dan analisis data kuantitatif menjadi informasi yang bermakna.
- Mampu menarik kesimpulan dari pengolahan dan analisis hasil peni-laian kinerja kepala sekolah, guru dan staf.
- Mampu menemukan aspek-aspek yang perlu ditindaklanjuti dari ana-lisis hasil penilaian.
E. Alokasi Waktu
No. | Materi Diklat | Alokasi |
1. | Klasifikasi, penyajian, dan pengolahan data hasil penilaian | 2 jam |
2. | Analisis data kuantitatif dan kualitatif | 3 jam |
3. | Penarikan kesimpulan dan tindak lanjut | 2 jam |
F. Skenario
- Perkenalan
- Penjelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi waktu dan skenario pendidikan dan pelatihan pengolahan dan analisis data hasil penilaian.
- Pre-test.
- Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan pengolahan dan analisis data hasil penilaian melalui pendekatan andragogi.
- Penyampaian Materi Diklat:
- Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganali-sis, menyimpulkan, dan menggeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermak-na. Peranan pelatih lebih sebagai fasilitator.
- Diskusi tentang indikator keberhasilan pelatihan pengolahan dan analisis data hasil penilaian.
- Praktik pengolahan dan analisis data hasil penilaian.
- Post test.
- Refleksi bersama antara peserta dengan pelatih mengenai jalannya pe-latihan.
- Penutup
BAB II
KLASIFIKASI DAN PENGOLAHAN DATA
HASIL PENILAIAN
A. Klasifikasi Data
Data merupakan kumpulan dari fakta yang mengandung sejumlah infor-masi. Data dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis: (1) berdasarkan sumbernya, (2) berdasarkan bentuknya, dan (3) berdasarkan skala.
1. Data Primer dan Data Sekunder
Berdasarkan sumbernya data dikelompokkan atas data primer dan skun-der.
Data primer adalah data yang diambil langsung dari responden atau tar-get pengamatan. Data diperoleh dari hasil wawancara, angket dan observasi. Daftar pertanyaan disebut dengan kuesioner. Kuesioner telah dipersiapkan secara khusus sesuai dengan tujuan pengamatan. Data yang diambil dari sum-ber utama (primer) ini biasanya sangat banyak, karena itu sering mempergu-nakan sampel atau cuplikan atau sebagian dari keseluruhan target (populasi). Responden dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Data primer dapat menggali informasi lebih luas, dapat berupa fakta, sikap, motivasi atau prilaku. Pengo-lahan data pun lebih beragam, dapat mempergunakan metode statistik baik parametrik maupun nonparametrik.
Data sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi, seperti dinas pendidikan, sekolah, guru dan siswa. Dokumen merupa-kan catatan-catatan/data penting yang sengaja disimpan untuk bahan analisis. Misalnya data tentang perolehan nilai siswa, data inventarisasi sarana seko-lah, data cashflow keuangan sekolah, data sosial ekonomi siswa dan sebagai-nya. Data tersebut biasanya dikelompokkan berdasarkan urutan waktu dan kesamaan variabel.
Keuntungan interpretasi data sekunder yaitu: (1) murah, dapat diguna-kan untuk berbagai kepentingan dan berbagai instansi; (2) data dapat dikum-pulkan/didapatkan dengan waktu yang relatif cepat; (3) dapat belajar dan me-ngerti kejadian di waktu lampau; (4) dapat meningkatkan pengetahuan mela-lui replikasi dan menambah jumlah sampel; dan (5) dapat memahami peru-bahan peta pendidikan, mislanya perkembangan jumlah siswa, perkembangan prestasi siswa, perkembangan kinerja guru dan kepala sekolah.
Sedangkan kelemahan dari data sekunder yaitu: (1) keakuratan data ti-dak terjamin, tergantung pada pengolahan dan hasil interpretasi sebelumnya; (2) data yang tersedia kadang tidak sesuai dengan kebutuhan; (3) unit pengu-kuran yang berbeda; dan (4) usang (out off date).
2. Data Kuantitatif dan Kualitatif
Berdasarkan bentuknya data dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif adalah jenis data yang dinyatakan dalam angka atau bi-langan hasil perhitungan, seperti menghitung, mengukur dan menimbang. Di-lihat dari nilainya, data kuantitatif dapat digolongkan menjadi diskrit dan data kontinyu. Data deskrit data yang nilainya dalam bentuk bilangan asli atau bi-langan yang terpisah-pisah (terpotong-potong, mempunyai ciri sendiri-sendi-ri) misalnya 1, 2, 3 dan seterusnya, diperoleh dari hasil menghitung, membilang atau mencacah. Misalnya jumlah guru, jumlah siswa, jumlah buku, jumlah kepala sekolah berdasarkan jenjang pendidikan atau di suatu wilayah. Data kontinyu, data yang nilainya dalam bentuk bilangan riil dan merupakan rang-kaian yang berkesinambungan yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinyu dapat dalam bentuk angka pecahan atau desimal, misalnya tingkat kecerdasan, luas sekolah, beban mengajar, pengeluaran atau pemasukan dana sekolah, dan sebagainya.
Data Kualitatif adalah jenis data yang dinyatakan dalam bentuk kata-ka-ta atau uraian kalimat. Data kualitatif diperoleh dari jawaban atas pertanyaan terbuka atau hasil wawancara atau deskripsi hasil observasi. Data kualitatif biasanya berhubungan dengan mutu, harkat atau derajat, misalnya: (a) tinggi, sedang, rendah; (b) sangat puas, puas, dan tidak puas; (c) banyak, sedang dan sedikit; (d) jauh, dekat; (e) besar, kecil; dan (f) baik, buruk. Data kualitatif dapat juiga ditransfer menjadi data kuantitatif melalui pengelompokkan data dengan cara diberi bobot.
Misalnya prestasi kepala sekolah:
- Sangat baik, diberi bobot 4
- Baik, diberi bobot 3
- Sedang, diberi bobot 2
- Buruk, diberi bobot 1
3. Data Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
Berdasarkan skala atau tingkat pengukuran data dapat dikelompokkan menjadi: (a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data interval, dan (d) data rasio.
a. Data Nominal
Data nominal termasuk jenis data kualitatif, dan hanya mempunyai satu kategori, sehingga tidak menunjukkan tingkatan atau heirarhi. Misalnya data tentang tempat tinggal, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan/ marital, tempat lahir, nama sekolah, mata pencaharian dan sebagainya. Data nominal untuk memudahkan analisis biasanya dijadikan angka yaitu proses yang disebut kategori. Bilangan yang dipergunakan hanya sebagai lambang/ simbol untuk membedakan setiap kategori.
Misalnya:
- Jenis kelamin
- Perempuan diberi lambang/simbol 1
- Laki-laki diberi lambang/simbol 2
- Perempuan diberi lambang/simbol 1
- Satus perkawinan/marital
- Kawin diberi simbol/lambang 1
- Belum kawin diberi lambang/simbol 2
- Janda/duda diberi lambang/simbol 3
- Kawin diberi simbol/lambang 1
- Alamat rumah guru
- Sama dengan lokasi sekolah diberi lambang/simbol 1
- Berbeda desa tapi satu kecamatan diberi lambang/simbol 2
- Berbeda kecamatan satu kabupaten diberi lambang/simbol 3
- Lintas kabupaten diberi lambang/simbol 4
- Sama dengan lokasi sekolah diberi lambang/simbol 1
- Agama guru/kepala sekolah
- Islam diberi lambang/simbol 1
- Kristen diberi lambang/simbol 2
- Hindu diberi lambang/simbol 3
- Buddha diberi lambang/simbol 4
- Lainnya diberi lambang/simbol 5
- Islam diberi lambang/simbol 1
Angka tersebut hanya sebagai simbol atau tanda saja, tidak berjenjang artinya tidak dapat dikatakan guru laki-laki lebih baik dari perempuan, atau status kawin lebih jelek dari status belum kawin, suku Jawa lebih baik dari suku Batak, dan seterusnya. Data kategori ini pun tidak dapat dijumlahkan seperti simbol 1 (perempuan) + 2 (laki-laki) = menjadi 3 (jadi tidak bermak-na), dan lainnya. Data nominal hanya bisa dideskripsikan berdasarkan akumu-lasi frekuensi, misalnya sebagai berikut:
-Laki-laki 60 orang
-Perempuan 40 orang
Berarti jumlah guru laki-laki lebih banyak dari guru perempuan.
b. Data Ordinal
Data ordninal termasuk data kualitatif yang jenjangnya lebih tinggi dari data nominal. Data ordinal sudah menunjukkan lambang dan jenjang atau ting-katan (rank) lebih besar, lebih kecil.
Misalnya:
- Tingkat pendidikan guru/kepala sekolah
- D4 1
- S1 2
- S2 3
- S3 4
- D4 1
- Persepsinya terhadap profesi guru
- sangat senang 3
- senang 2
- tidak senang 1
- sangat senang 3
- Kualitas pembelajaran
- Sangat baik 5
- Baik 4
- Cukup 3
- Kurang baik 2
- Buruk 1
- Sangat baik 5
Makin kecil bilangan makin jelek dan makin besar makin bagus, jadi makin besar bilangan makin tinggi peringkatnya.
Tiap angka atau peringkat menunjukkan kelas tersendiri dan tidak dapat disamakan, serta menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah, misalnya yang berpendidikan SMA lebih baik dari SMP, atau S1 lebih tinggi dari S2 dan seterusnya, namun tetap tidak dapat dijumlahkan seperti halnya kategori.
c. Data Interval
Data interval termasuk dalam jenis data kuantitatif, berupa angka, dapat bertingkat/berjenjang, dapat menunjukkan peringkat (makin besar bilangan makin tinggi peringkatnya), bilangan menyatakan jarak (interval), dan titik nol bukan merupakan titik mutlak. Titik nol dinyatakan berdasarkan perjanji-an.
Misalnya:
- Jumlah siswa
- < 500 orang 1
- 500 – 1000 orang 2
- 1001 – 1500 orang 3
- > 1500 orang 4
- < 500 orang 1
- Perolehan Nilai Ujian Nasional
- < 3 1
- 3 – 5 2
- > 5 3
- < 3 1
- Luas sekolah
- < 1000 meter² 1
- 1000 – 3000 m² 2
- > 3000 m² 3
- < 1000 meter² 1
d. Data Rasio
Data rasio merupakan jenis data paling tinggi, dapat menyatakan seba-gai peringkat, menyatakan jarak, dan mempunyai titik nol sebagai titik mutlak, serta dan dapat dioperasikan secara matematik (dijumlah, dibagi, dikurangi dan dikali)
Misalnya, besarnya honor kelebihan mengajar dinyatakan dalam rupiah/ minggu.
Perbandingan dan Contoh Skala Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
No. | Skala | Ciri skala | Contoh |
1 | Nominal |
|
|
2 | Ordinal |
|
|
3 | Interval |
|
|
4 | Rasio |
|
|
Klasifikasi data bertujuan untuk mengelompokkan data yang sejenis.
Contoh:
- Guru terdiri atas status guru, usia, pangkat/golongan, latar belakang pen-didikan, lama mengajar, beban tugas mengajar, mengajar di swasta, bi-dang studi, dan sebagainya.
- Siswa terdiri atas jumlah siswa, jumlah kelas, rombel, kondisi sosial eko-nomi, dan sebagainya.
- Tenaga pendidik terdiri atas jumlah kualifikasi, tugas dan kewenangan.
- Sarana dan prasarana: luas sekolah, alokasi ruang sekolah, jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, perlengkapan belajar mengajar, dan sebagai-nya.
Dengan klasifikasi tersebut maka pengolahan data dapat dilakukan de-ngan lebih mudah.
B. Pengolahan Data
Suatu penelitian, pengamatan, observasi selalu didahului dengan peru-musan tujuan, identifikasi permasalahan, mengidentifikasi variabel yang mem-pengaruhi permasalahan, menyusun instrumen/alat penelitian atau kisi-kisi pengamatan, pengambilan data, pengolahan data dan analisis data, interpreta-si data, dan akhirnya menyimpulkan guna menjawab permasalahan. Rangkai-an kegiatan itu harus berkesinambungan dan konsisten untuk mencapai tuju-an yang telah dirumuskan sebelumnya.
Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan mudah diproses lebih lanjut. Analisis data dilakukan untuk lebih memaknai data yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang objektif. Pe-ngolahan data dan analisis data merupakan salah satu tahapan yang sangat pen-ting dalam penilaian untuk memperoleh informasi yang akurat dalam rangka pengambilan keputusan yang valid. Kualitas informasi hasil penelitian salah satunya sangat ditentukan oleh hasil pengolahan data tanpa mengabaikan ku-alitas dari instrumen dan proses pengambilan data itu sendiri. Pengolahan da-ta merupakan kegiatan yang mendahului analisis data, walaupun dalam pelak-sanaannya kegiatan pengolahan data masih dilakukan dalam proses analisis data, misalnya, bila ditemukan kejanggalan hasil analisis maka sering kali pe-neliti harus kembali lagi memeriksa kebenaran data dan memperbaikinya ter-lebih dahulu sebelum melanjutkan analisis dan seterusnya.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989) mengelompokkan pengo-lahan data dan pengkodean sebagai bagian dari proses analisis data. Sedang-kan Gay, (1996) memakai istilah penyiapan data
(data preparation) sebagai pengertian dari pengolahan data. Sementara itu, Wignjosoebroto, S. (1977) menyatakan bahwa pengolahan data merupakan tahap awal dari analisis ku-antitatif, dengan kegiatan pokok meliputi editing dan coding. Selanjutnya di-katakan bahwa pengolahan data dapat merupakan suatu kegiatan persiapan analisis data yang meliputi: (1) membersihkan data, (2) memberi kode, me-masukkan data ke komputer, dan (3) memeriksa kembali data (verifikasi) ter-sebut sebelum dilanjutkan dengan proses analisis data yang dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan komputer.
Dengan demikian pengolahan data dapat diartikan sebagai kegiatan pen-dahuluan analisis data. Secara sistematis pengolahan data perhubungan de-ngan kegiatan: (1) editing, (2) koding, dan (3) tabulasi.
1. Editing
Data yang dikumpulkan melalui penelitian survey umumnya sangat ba-
nyak dan masih merupakan data mentah yang belum tentu semuanya benar
karena terdapat berbagai sumber kesalahan. Adapun sumber kesalahan antara lain akibat kesalahan pengisian, kesalahan interpretasi atas pertanyaan atau pernyataan pada instrumen. Karena itu perlu diedit atau memeriksa data. Hal yang perlu diperiksa antara lain:
- Apakah kuesioner/daftar pertanyaan telah terisi secara lengkap atau belum?
Misalnya ada pertanyaan yang belum terisi
- Apakah pertanyaan sudah konsisten?
Misalnya pertanyaan tentang berapa usia kepala sekolah?
Dijawab: 30 tahun .
- Pertanyaan berikutnya pengalaman menjadi kepala sekolah?
Dijawab: 20 tahun
Kedua pertanyaan itu tidak konsisiten, dan pasti ada kesalahan, kesalah-annya dapat di pertanyaan pertama atau kedua. Karena itu perlu diklarifi-kasi ke responden.
- Apakah jawaban kuesioner sudah logis dan benar ?
Misalnya besarnya pendapatan < 2 juta diberi peringkat 2 tapi ditulis 9 (padahal angka itu tidak ada dalam peringkat); angka 3 ditulis 8, dan se-bagainya.
Untuk pertanyaan terbuka, jawaban belum ditentukan lebih dahulu, se-hingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab pertanyaan, harus dilihat apakah jawaban sudah lengkap, jawaban sudah tegas sesuai pertanyaan (tidak tumpang tindih), dan tidak banyak kata lain-lain, dan sebagainya sehingga membiaskan jawaban.
Contoh Kelengkapan Pengisian Data
NSS | NIP | Nama | JK | TempatLahir | TglLahir | Kawin | Jml Anak | Ms. Kerja | Keterangan |
101020892034 | 132028054 | AUD | L | BANDUNG | 05/10/1966 | K |
| 80 | INVALID |
201020890144 | 131560382 | MIKDAM MUSTOPA | L | BANDUNG | 09/05/1964 | K |
| 71 | INVALID |
101021001033 | 480067847 | RUCHIJAT WIRADIKARJA | L | SUMEDANG | 07/08/1951 |
|
| 55 | INVALID |
302026105030 |
| SJAHMAR SIKAR | L | SUMBAWA |
|
|
| 54 | INVALID |
201021719096 | 991001928 | SUKARYA | L |
| 31/12/1930 |
| 0 | 54 | INVALID |
324026201500 | 130074750 | R. SUHARJO | L | YOGYAKARTA | 10/10/1933 | S | 0 | 51 | VALID |
303026201002 | 992000012 | E. DJAMHARI | L | JAKARTA | 11/11/1936 | K | 1 | 49 | VALID |
302026103020 | 992000894 | H. ILYAS HASYIM | L | BOGOR | 11/11/1936 | K | 2 | 49 | VALID |
302026303014 |
| L.A.WALEAN,BA. | P | Manado | 18/05/1935 |
|
| 49 | INVALID |
302026303014 |
| L.A.WALEAN,BA. | P | Manado | 18/05/1935 |
|
| 49 | INVALID |
Langkah-langkah yang harus dilakukan setelah form terisi adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Data
Data yang telah terkumpul melalui angket atau kuesioner dari lapangan perlu segera diperiksa apakah pengerjaannya sudah lengkap atau belum. Pe-meriksaan (editing) data dilakukan terhadap setiap kuesioner dan setiap butir jawaban yang tertulis dalam kuesioner. Apakah seluruh butir sudah terisi de-ngan baik, konsisiten, jelas, benar, dan sesuai dengan apa yang ditanyakan. Bila ada kesalahan, segera perbaiki. Bila kuesioner disebarkan dalam bentuk wawancara atau melalui tatap muka, pemeriksaan akan lebih mudah dan pe-meriksaaan data dapat dilakukan segera oleh petugas setelah responden sele-sai menjawab semua pertanyaan. Petugas atau peneliti dapat mengkonfirma-sikan atau menanyakan langsung jawaban-jawaban yang kurang jelas atau meminta responden melengkapi data isian yang tidak diisi secara lengkap.
Pemeriksaan data juga dilakukan pada saat data akan dikelompokkan dan diolah. Pada saat itu kuesioner biasanya dibaca lebih teliti baik tentang konsisitensinya maupun kelengkapan isinya. Bila ada data yang tidak konsis-ten atau tidak terisi biasanya butir tertentu yang kurang itu dinyatakan seba-gai data yang hilang (missing data). Jangan sekali-kali memanipulasi data atau mengisinya berdasarkan perkiraan saja, karena nanti akan membiaskan hasil penelitian. Kejujuran dan objektivitas sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang benar dan program yang tepat.
Untuk pertanyaan yang bersifat terbuka, tulisan responen yang tertera pada kuesioner harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1) Keterbacaan jawaban
Jawaban responden dari setiap butir kuesioner harus dapat dibaca. Hal ini untuk mencegah kesulitan dalam proses pengolahan data dan menghindari kesalahan penafsiran.
- Kejelasan makna jawaban
Kejelasan makna jawaban ini terutama sangat penting untuk jenis perta-nyaan yang sifatnya terbuka, karena responden diberi keleluasaan untuk menjawab sesuai dengan persepsi atau pendapatnya. Overlaping, kejelas-an, dan kebermaknaan jawaban perlu diedit, baik per butir mau pun antar butir pertanyaan. Kalimat yang tidak tersusun secara sempurna dapat me-nyebabkan kesalahan tafsir dan mengganggu kelaikan data. Overlaping jawaban juga akan membiaskan hasil penelitian, sehingga maknanya pun menjadi tidak valid.
3) Keajegan dan kesesuaian jawaban satu sama lain
Keajegan dan kesesuaian jawaban antara satu jawaban dengan jawaban berikutnya perlu diperiksa oleh tim editor atau petugas lapangan sesaat kuesioner diserahkan oleh responden. Misalnya di butir yang satu menja-wab belum pernah nikah, tetapi jawaban butir berikutnya mengenai jum-lah anak, dijawab. Usia dijawab 39 tahun, pengalaman mengajar 25 tahun. Contoh di atas, jelas mencerminkan ketidakajegan dan ketidak sesuaian jawaban antara yang satu dengan lainnya. Bila hal itu dapat dikonfimasi-kan maka jawaban dapat dengan cepat diperbaiki, bila tidak, maka butir itu dikelompokkan ke dalam data yang hilang (missing data).
4) Relevansi jawaban
Relevansi jawaban akan banyak muncul terutama pada pertanyaan yang sifatnya terbuka atau wawancara. Kadang-kadang responden menjawab mengambang, tidak jelas dan tidak relevan dengan apa yang ditanyakan. Hal ini dapat disebabkan responden tidak mengerti apa yang ditanyakan, kalimat terlampau komplek, istilah terlampau tinggi atau memang tidak tahu. Data tersebut harus dikonfirmasi ulang atau dikategorikan sebagai missing data bila tidak sesuai.
5) Keseragaman satuan
Keseragaman satuan ini sangat penting kalau data yang dikumpulkan je-nis rasio, misalnya jarak antara tempat tinggal dengan sekolah diukur de-ngan meter atau kilometer, pendapatan dalam ribuan atau satuan, jumlah jam mengajar dalam menit atau jam, dan sebagainya. Karena itu bila ada pertanyaan jenis rasio harus disertai dengan keterangan yang jelas satuan apa yang dipergunakan.
b. Membuat Buku Kode (Codebook)
Buku kode diperlukan untuk memudahkan penanganan data dan menja-ga konsistensi pengkodean. Buku kode berisi informasi tentang variabel, je-nis variabel, lokasinya dalam instrumen atau letak kolomnya pada lembar ko-de (coding sheet). Buku kode digunakan sebagai pedoman bagi pemroses da-ta untuk memasukkan data dari instrumen ke lembaran kode (code sheet) atau ke komputer. Buku kode juga bermanfaat bagi peneliti sebagai pedoman un-tuk mengidentifikasi variabel penelitian yang akan dipakai dalam analisis atau menginterpretasikan hasil analisis.
Buku kode biasanya terdiri dari komponen-komponen berikut:
1) Identitas, yaitu kode yang diberikan untuk setiap responden/sekolah ber-sifat unik. Identitas yang dibuat dapat lebih dari satu agar kombinasi dari variabel-variabel identitas tersebut menjadi unik.
2) Nama variabel, yaitu singkatan nama variabel yang panjangnya pada umumnya tidak lebih dari 8 karakter. Nama variabel umumnya harus dia-wali dengan huruf. Setiap pertanyaan umumnya merupakan satu variabel, namun dapat juga lebih dari satu variabel. Penamaan variabel perlu diran-cang secara tersetruktur untuk memudahkan analisis terutama bila jumlah variabel banyak.
3) Label untuk variabel (variable labels), yaitu berisi keterangan atau pen-jelasan singkat tentang nama variabel.
4) Lokasi dalam kuesioner, yaitu petunjuk tentang letak variabel dalam ins-trumen, misalnya halaman dan nomor pertanyaan dan pencantuman hala-man ini dalam buku kode bukan suatu keharusan (bersifat optional), apa-lagi bila data dipindahkan ke suatu lembar kode (coding sheet).
5) Label kode/nilai jawaban (value label), yaitu penjelasan atau keterang-an tentang arti dari masing-masing kode jawaban. Untuk keperluan terten-tu sering juga dibedakan antara jawaban missing karena tidak menjawab dan missing karena tidak perlu dijawab (not available). Kode yang diberi-kan untuk missing data harus merupakan nilai (angka) di luar range (ling-kup) data tersebut, misalnya ditanyakan usia responden guru yang maksi-mumnya adalah 75 tahun maka kode missing nya dapat diberi 99. Sedang-kan kode 98 diberikan, misalnya untuk variabel usia orang tua siswa, tidak perlu diisi karena telah meninggal dunia. Selanjutnya apabila data dibiar-kan kosong maka secara otomatis komputer akan mengelompokkannya menjadi system missing.
6) Letak kolom, yaitu berisi informasi tentang letak dan jumlah kolom yang ditempati masing-masing variabel.
Format Penilaian Pelaksanaan
Membuka dan Menutup Pembelajaran
Guru di Sekolah X
No | Aktivitas Guru | Skors | |||
Kegiatan Membuka Pembelajaran (A) | |||||
1. | Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa | 1 | 2 | 3 | 4 |
2. | Memulai pembelajaran setelah siswa siap untuk belajar | 1 | 2 | 3 | 4 |
3. | Menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari | 1 | 2 | 3 | 4 |
4. | Melakukan Appersepsi (mengkaitkan materi yang disajikan dengan materi yang telah dipelajari sehingga terjadi kesinambungan) | 1 | 2 | 3 | 4 |
5. | Kejelasan hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran dilakukan semenarik mungkin | 1 | 2 | 3 | 4 |
Kegiatan Menutup Pembelajaran (B) | |||||
1. | Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat | 1 | 2 | 3 | 4 |
2. | Kemampuan menggunakan kata-kata yang memebesarkan hati siswa | 1 | 2 | 3 | 4 |
3. | Kemampuan memberikan evaluasi lisan maupun tulisan | 1 | 2 | 3 | 4 |
4. | Kemampuan memberikan tugas yang sifatnya memberikan pengayaan, dan pendalaman | 1 | 2 | 3 | 4 |
| Komentar/Saran .......................................................................................... |
|
|
| |
Total Skors |
|
|
|
|
Nama Sekolah : .................................................................................
Status sekolah : .................................................................................
Nama Guru : .................................................................................
Pendidikan : .................................................................................
Jenis Kelamin : .................................................................................
Pengalaman mengajar : .................................................................................
Mata Pelajaran : .................................................................................
Pokok Materi : .................................................................................
Kelas/Smt : .................................................................................
Contoh buku kode untuk alat penelitian berikut ini.
No | Nama variable | Label Variabel | Lokasi
| Kode Jawaban | Label nilai | Letak Kolom |
1 | Identitas Sekolah | Nomor identitas | Lembar sampul | 001-100 | - | 1-3 |
2 | Status sekolah | Status sekolah | Lembar sampul | 1 2 | Negeri Swasta | 4 |
3 | Kodeguru | Kode responden | Lembar sampul | 001-100 | - | 4-6 |
4 | Pendidikan | Pendidikan terakhir | Hal. 1 No.1 | 1 2 3 4 | D2 D3/Sarmud S1 Missing | 7 |
5 | Jenis kelamin | Jenis kelamin | Hal. 1 No .... | 1 2 9 | Laki-laki Perempuan Missing | 8 |
6 | Pengalaman mengajar | Lamanya mengajar | Hal 1 no. .. | 1 2 3 | < 5 tahun 5-10 tahun >10 tahun | 9 |
7 | Kode mata pelajaran | Jenis mata ajar | Hal 1 No.. | 1 2 3 | Geografi Sejarah Matematik | 10 |
8 | Kode Materi | Materi ajar | Hal.. no... | 1 2 3 10... | Peta Hidrosfer Atmosfer Dst | 11 |
9. | Semester | Semester | Hal no | 1 2 | Ganjil Genap | 12 |
10 | Kelas | 01 - 06 | Tingkatan Kelas | 11-12 | ||
11 | A1 | Sikap | Hal.. no. | 1 2 3 4 | Tdk memperhatikan Kurang Sedang Baik | 13 |
12. | A2 | Dst | Dst | Dst | 14 |
a. Koding terhadap Jawaban Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan: Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang keefektifan penilaian portofolio ?
Hal yang harus dilakukan untuk mengkode pertanyaan terbuka adalah:
sesuai dengan banyaknya responden yang diambil.
b. Koding terhadap Jawaban Pertanyaan Tertutup
c. Koding terhadap Pertanyaan Semi Terbuka
- penataran
- pelatihan
- kepala sekolah
- sesama guru
- buku
- .......... (terisi misalnya dari radio)
- ...........(terisi misalnya dari TV)
Pengkodean dapat dilakukan sesuai dengan alternatif jawaban misalnya:
dan seterusnya (bila ada alternatif lain)
ANALISIS, INTERPRETASI, DAN IMPLIKASI
Untuk memasukkan data ke komputer perlu dipersiapkan petugas yang
Contoh mengolah data dengan manual.
No. | Pendidikan guru SD | Tully | Jumlah |
1 | D1 | //\// //\// /\/// //\// //\// | 20 |
2 | D2 | //\// //\// /// | 12 |
3 | D3 | //\// //\// //// | 14 |
4 | S1 | //\// /// | 8 |
5 | S2 | //// | 4 |
6 | S3 | // | 2 |
Jumlah | 60 |
Cara lain dengan manual, adalah mengelompokkan kuesioner berdasar-
No | Tingkat | Jumlah Sekolah |
1 | TK | 10 |
2 | MAN | 5 |
3 | MI | 6 |
4 | MTS | 18 |
5 | SD | 29 |
6 | SLB | 21 |
7 | SLTP | 22 |
8 | SLTP TERBUKA | 21 |
9 | SMA | 33 |
10 | SMK | 92 |
Total | 257 |
- Melakukan analisis satu variabel.
- Mengetahui distribusi data antarkategori.
- Menentukan variabel yang dapat ditindaklanjuti dengan tabulasi silang.
Penyebaran Jumlah Guru di Beberapa Kabupaten di Jawa Timur
No. | Kabupaten | Jumlah | Persentase |
1 | KAB. GRESIK | 11.233 | 24,72 |
2 | KAB. SIDOARJO | 13.114 | 28,85 |
3 | KAB. MOJOKERTO | 7.039 | 15,49 |
4 | KAB. JOMBANG | 11.599 | 25,52 |
5 | KAB. BOJONEGORO | 2.470 | 5,43 |
Jumlah | 45.455 | 100,00 |
Rekap Hasil Pendataan Jumlah Sekolah Berdasarkan Sekolah di Jawa Barat
No | Tingkat | Sekolah | Guru | Murid | |||
Jumlah | Persentase | Jumlah | Persentase | Jumlah | Persentase | ||
1 | MAN | 66 | 0,30% | 66 | 0,30% | 0,30% | 0,30% |
2 | MI | 340 | 1,54% | 340 | 1,54% | 1,54% | 1,54% |
3 | MTS | 205 | 0,93% | 205 | 0,93% | 0,93% | 0,93% |
4 | SD | 15.347 | 69,73% | 15.347 | 69,73% | 69,73% | 69,73% |
5 | SLB | 75 | 0,34% | 75 | 0,34% | 0,34% | 0,34% |
6 | SLTP | 2.158 | 9,81% | 2.158 | 9,81% | 9,81% | 9,81% |
7 | SLTP TERBUKA | 56 | 0,25% | 56 | 0,25% | 0,25% | 0,25% |
8 | SMA | 786 | 3,57% | 786 | 3,57% | 3,57% | 3,57% |
9 | SMK | 171 | 0,78% | 171 | 0,78% | 0,78% | 0,78% |
10 | SMK (SMEA) | 245 | 1,11% | 245 | 1,11% | 1,11% | 1,11% |
11 | SMK (SMKK) | 14 | 0,06% | 14 | 0,06% | 0,06% | 0,06% |
12 | SMK (STM) | 215 | 0,98% | 215 | 0,98% | 0,98% | 0,98% |
13 | TK | 2.330 | 10,59% | 2.330 | 10,59% | 10,59% | 10,59% |
Total | 22.028 | 100 % | 22.028 | 100 % | 100 % | 100 % |
Tabel Kesesuaian Pendikan Guru dengan Bidang Studi yang Diajar di Kabupaten X
No | Tingkat | Status | Sesuai | Tidak Sesuai | % Tidak Sesuai |
1 | MAN | S | 3 | 9 | 75 |
2 | SLTP | N | 147 | 302 | 67 |
3 | MTS | S | 6 | 11 | 65 |
4 | SLTP | S | 111 | 176 | 61 |
6 | SD | N | 16 | 21 | 57 |
7 | SD | S | 5 | 6 | 55 |
9 | SMK (SMEA) | N | 6 | 6 | 50 |
10 | SMA | S | 34 | 33 | 49 |
11 | SMK (STM) | S | 18 | 17 | 49 |
12 | SMK (SMEA) | S | 29 | 25 | 46 |
13 | SMA | N | 37 | 28 | 43 |
14 | SMK | S | 18 | 13 | 42 |
16 | SMK (STM) | N | 14 | 3 | 18 |
17 | SMK | N | 7 | 1 | 13% |
Kab_Nama | Jumlah Penduduk | Tingkat | Jumlah | Ratio | |
Usia Sekolah | Sekolah | Guru | Guru-Murid | ||
Kab. Bandung | 500.000 | MAN | 1 | 2 | 1: 30 |
MTS | 2 | 2 | 1: 50 | ||
SD | 2687 | 16535 | 1: 37 | ||
SLTP | 131 | 3489 | 1: 20 | ||
SMA | 47 | 1288 | 1: 26 | ||
SMK (STM) | 13 | 155 | 1: 29 | ||
TK | 49 | 66 | 1: 20 | ||
Kota Bandung | 300.000 | MAN | 5 | 20 | 1: 15 |
MTS | 2 | 2 | 1: 17 | ||
SD | 2687 | 16535 | 1: 20 | ||
SLTP | 131 | 3489 | 1: 23 | ||
SMA | 47 | 1288 | 1: 30 | ||
SMK (STM) | 13 | 155 | 1: 40 | ||
TK | 49 | 66 | 1: 20 | ||
Kab. Sukabumi | 450.000 | MAN | 14 | 15 | 1: 25 |
MTS | 15 | 15 | 1: 30 | ||
SD | 2.700 | 16.548 | 1: 50 | ||
SLTP | 144 | 3.502 | 1: 37 | ||
SMA | 60 | 1.301 | 1: 20 | ||
SMK (STM) | 26 | 168 | 1: 50 | ||
TK | 62 | 79 | 1: 20 |
Tabel : Tabulasi antara Jurusan dengan Tingkat Kesukaran Ujian Sekolah | |||||
Jurusan | Tkt Kesukaran Ujian Sekolah | Total | |||
Mudah | Sedang | Sukar | |||
IPA | Jumlah | 63 | 398. | 201 | 662 |
% dari Jurusan | 9.52 | 60.12 | 30.36 | 100 | |
% dari Tingkat Kesukaran | 46.67 | 45.23 | 46.74 | 45.81 | |
% dari Total | 4.3.06 | 27.54 | 13.91 | 45.81 | |
IPS | Jumlah | 56 | 399 | 196 | 651 |
% dari Jurusan | 8.60 | 61.29 | 30.11 | 100 | |
% dari Tingkat Kesukaran | 41.48 | 45.34 | 45.58 | 45.05 | |
% dari Total | 3.88 | 27.61 | 13.56 | 45.05 | |
Bahasa | Jumlah | 16 | 83 | 33 | 132 |
% dari Jurusan | 12.12 | 62.88 | 25 | 100 | |
% dari Tingkat Kesukaran | 11.85 | 9.43 | 7.67 | 9.138 | |
% dari Total | 1.11 | 5.743 | 2.28 | 9.13 | |
Total | Jumlah | 135 | 880 | 430 | 1445 |
% dari Jurusan | 9.34 | 60.90 | 29.76 | 100 | |
% dari Tingkat Kesukaran | 100 | 100 | 100 | 100 | |
% dari Total | 9.34 | 60.90 | 29.76 | 100 |
- Kelayakan guru mengajar untuk tingkat TK, SMP, dan SMA.
- Ratio guru dan siswa 1 : 30.
- Beban mengajar guru 24/minggu.
an data, yang secara otomatis akan mencerminkan variabel pengamatan.
2. Interpretasi Data Tabel Tunggal
Di dalam menginterpretasi tabel harus diperhatikan hal-hal sebagai be-rikut:
Tabel 1: Jumlah Guru SD di Kabupaten Bandung Tahun 2006
Tabel 2: Hubungan antara Pengalaman Guru Honda dan Pendapatan di Jawa Barat Tahun 2006.
Tiap tabel dilengkapi dengan sumber dan tahun pengambilan data, ditu-lis di sebelah bawah.
Perhatikan tabel di bawah ini!
Tabel 1 Jumlah Guru di Kabupaten Jawa Timur
No. | Kabupaten | Jumlah |
1 | KAB. GRESIK | 11.233 |
2 | KAB. SIDOARJO | 13.114 |
3 | KAB. MOJOKERTO | 7.039 |
4 | KAB. JOMBANG | 11.599 |
5 | KAB. BOJONEGORO | 2.470 |
Jumlah | 45.455 |
kan persentase melalui hitungan sebagai berikut.
Tabel 2 Jumlah Guru di Kabupaten Jawa Timur
No. | Kabupaten | Jumlah | Persentase |
KAB. GRESIK | 11.233 | 24,72 | |
2 | KAB. SIDOARJO | 13.114 | 28,85 |
3 | KAB. MOJOKERTO | 7.039 | 15,49 |
4 | KAB. JOMBANG | 11.599 | 25,52 |
5 | KAB. BOJONEGORO | 2.470 | 5,43 |
Jumlah | 45.455 | 100,00 |
Untuk membaca data persentase dapat dipergunakan acuan umum dan acuan khusus.
Pertama, acuan umum, seperti berikut ini:
No. | Persentase | Interpretasi/Penafsiran |
1 | 0 | Tidak ada sama sekali |
2 | 1 – 9 | Sedikit sekali |
3 | 10 – 39 | Sebagian kecil |
4 | 40 – 49 | Hampir setengahnya |
5 | 50 | Setengahnya |
6 | 51 – 59 | Lebih dari setengahnya |
7 | 60 – 89 | Sebagian besar |
8 | 90 – 99 | Hampir seluruhnya |
9 | 100 | Seluruhnya |
Sekarang kita perhatikan kembali tabel 2.
Seluruh data ada 80, maka 1 + 3,3 log 80 = 7,28, dibulatkan jadi 7. Ber-
Contoh: rentang nilai terendah 35 tertinggi 99
P = 64 : 7 = 9,14 . Rentang nilai dalam kelas/kategori adalah 9 atau 10
Interval tiap kategori harus konsisten dan angkanya harus berkesinambungan.
3. Interpretasi Data Tabel Silang
Perhatikan tabel tabulasi silang di bawah ini!
Tabel 3 Hubungan Antara Status Guru dengan Frekuensi Pelatihan
No. | Status guru | Jumlah |
% | ||||
Keikutsertaan dalam pelatihan | PNS | % | NON PNS | % | |||
1 | < 2 kali | 47 | 28,49 | 60 | 36,36 | 107 | 64,85 |
2 | 2 – 4 kali | 25 | 15,15 | 15 | 9,10 | 40 | 24,24 |
3 | > 4 kali | 15 | 9,10 | 3 | 1,8 | 18 | 10,91 |
Jumlah | 87 | 52,72 | 78 | 42,27 | 165 | 100,00 |
Tabel 4 Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Guru SLTP di Jawa Timur Tahun 2006
TINGKAT PENDIDIKAN | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | Total | |||
F | % | F | % | F | % | |
<= SLTA | 35 | 1,47 | 14 | 0,59 | 49 | 2,05 |
D1 | 99 | 4,16 | 65 | 2,72 | 164 | 6,88 |
D2 | 51 | 2,14 | 46 | 1,93 | 97 | 4,08 |
D3 | 182 | 7,64 | 161 | 6,76 | 343 | 14,40 |
S1 | 858 | 36,02 | 845 | 35,47 | 1.703 | 71,49 |
S2 | 22 | 0,92 | 4 | 0,17 | 26 | 1,10 |
JUMLAH | 1.247 | 53,35 | 1.135 | 47,64 | 2.382 | 100,00 |
Tabel 5 Kebutuhan Guru SMP di Jawa Timur Tahun 2004-2010
TAHUN | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | 2009 | 2010 |
Guru Ideal | 211.816 | 213.111 | 214.119 | 214.868 | 215.390 | 215.700 | 215.816 |
Guru yang Ada | 166.370 | 165.255 | 164.130 | 162.616 | 160.717 | 158.224 | 155.332 |
Guru Pensiun | 893 | 1.115 | 1.125 | 1.514 | 1.899 | 2.493 | 2.892 |
Kebutuhan Guru | 44.553 | 46.741 | 48.864 | 50.738 | 52.774 | 54.983 | 57.592 |
- Guru ideal: Data yang dibutuhkan jumlah rombongan belajar pada tahun n, jumlah sekolah pada tahun yang sama dan konstanta 3 (OR, Agama dan kepala sekolah)
- Guru yang faktual saat ini ada
pat dilihat dari selisih angka berdasarkan tahun.
Tabel 6 Perolehan Nilai UN SMA di Indonesia
Nilai | SMA Negeri | SMA Swasta | ||||
Bhs Ind | Bhs Igs | Mat | Bhs Ind | Bhs Igs | Mat | |
Rata-rata | 6,71 | 6,16 | 6,64 | 6,45 | 6,14 | 6,37 |
Terendah | 0,50 | 0,60 | 0,20 | 1,56 | 0,83 | 0,70 |
Tertinggi | 10 | 10 | 10 | 10 | 10 | 10 |
No. | Hubungan | Interpretasi/Penafasiran |
1 | Kurang dari 0,20 | hubungan rendah sekali |
2 | 0,21 – 0,40 | hubungan rendah |
3 | 0,41 – 0,70 | hubungan sedang atau cukup berarti |
4 | 0,71 – 0,90 | hubungan tinggi |
5 | > 0,91 | hubungan sangat tinggi |
Gambar 1 Grafik Jumlah Guru Pensiun di Jawa Timurdari Tahun 2004 sam-pai 2014
Gambar 2 Tingkat Pendidikan Orangtua Murid Sekolah X di Jawa Barat
memiliki penduduk dengan pendidikan relatif tinggi.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 3 Grafik Guru SMP Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ja-wa Timur tahun 2005
nya atau jumlah dari tiap kategori.
Data yang tergambar dalam peta dalam berupa:
- Rata-rata lamanya sekolah di Jawa Barat (7,25 tahun).
- Penggolongan daerah berdasarkan lamanya rata-rata sekolah.
Perhatikan peta di halaman berikut!
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (ed). 1986. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Winarno Surakhmad. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Transito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar